Pernah gak, tiba-tiba kangen udara pegunungan yang sejuk dan hamparan kebun teh tak berujung? Munnar adalah jawaban buat saat-saat seperti itu. Saya pertama kali ke Munnar waktu musim dingin lokal Kerala—dingin yang bersahabat, kabut tipis di pagi hari, dan aroma teh yang menempel di jaket. Di sini saya tuliskan itinerary ringkas, tips transportasi, rekomendasi akomodasi, serta hal-hal budaya yang berguna buat traveler Indonesia.
Itinerary singkat: 2-3 hari, apakah cukup?
Buat banyak orang, 2-3 hari di Munnar sudah cukup untuk merasakan esensinya: pemandangan kebun teh, bukit, dan beberapa atraksi utama. Contoh itinerary saya: hari pertama berangkat dari Kochi pagi-pagi, perjalanan 4-5 jam melalui jalan berkelok, check-in, lalu santai di sekitar penginapan sambil jalan kaki di antara kebun teh. Sore bisa ke Tea Museum dan mencicipi berbagai jenis teh.
Hari kedua bangun pagi untuk mengejar sunrise di Top Station atau Echo Point, dilanjutkan ke Eravikulam National Park untuk melihat Nilgiri tahr (jika musim buka). Lanjut ke Mattupetty Dam dan Kundala Lake—naik perahu kecil itu santai banget. Hari ketiga lebih santai: kunjungi kebun rempah di sekitar Attukal, belanja teh dan rempah untuk oleh-oleh, lalu kembali ke Kochi.
Mau ke Munnar naik apa? Tips transport praktis
Dari Indonesia biasanya transit ke Kochi/Cochin. Dari Cochin International Airport ke Munnar jaraknya sekitar 130-150 km, tapi karena jalan pegunungan biasanya memakan waktu 4-5 jam. Pilihan transportasi umum terbatas: ada bus negeri dan bus swasta, tapi bagi kenyamanan banyak wisatawan memilih menyewa mobil dengan supir—lebih fleksibel dan aman di jalan berliku.
Kalau mau hemat dan petualang, naik bus negeri bisa jadi pengalaman lokal yang seru, namun perhatikan jadwal dan kondisi jalan saat musim hujan. Untuk jarak pendek di Munnar sendiri, taksi lokal atau jeep adalah opsi terbaik; ojek atau tuk-tuk jarang beroperasi di daerah ini. Pesan transport dari penginapan atau agen terpercaya, dan selalu konfirmasi harga sebelum berangkat. Saya pribadi suka menggunakan jasa supir lokal yang juga jadi pemandu kecil—mereka tahu spot sunrise dan waktu terbaik menghindari keramaian.
Pengin nginap di mana? Rekomendasi akomodasi
Munnar menawarkan variasi akomodasi dari homestay sederhana hingga resort mewah di tengah kebun teh. Kalau ingin pengalaman otentik, pilih bungalow lama atau homestay keluarga lokal—sarapan rumahan dengan kelapa dan dosa sering jadi kenangan enak. Untuk kenyamanan dan view terbaik, booking resort yang menghadap kebun teh; pagi-pagi tinggal buka jendela, kabut dan daun teh langsung menyapa.
Pesan penginapan jauh-jauh hari saat musim puncak (Oktober–Maret). Kalau suka browsing saya sempat melihat beberapa opsi menarik termasuk dreamlandmunnar yang menawarkan pemandangan indah dan lokasi strategis. Periksa juga apakah penginapan menyediakan antar-jemput dari/ke Kochi—ini menghemat tenaga.
Berinteraksi dengan budaya lokal: apa yang perlu diperhatikan?
Kerala punya budaya yang ramah dan kaya—bahasa utama adalah Malayalam, tapi bahasa Inggris umum dipakai di kawasan wisata. Hormati adat; berpakaian sopan saat mengunjungi desa atau tempat ibadah (baju menutupi bahu dan lutut). Kalau diajak masuk rumah, biasanya ada kebiasaan melepas sepatu.
Makanan Kerala berbeda dari makanan Indonesia; santan sangat sering dipakai, dan ada banyak pilihan vegetarian seperti dosa, idli, dan appam. Jangan kaget kalau beberapa hidangan lebih pedas atau punya rasa rempah yang kuat. Tawar-menawar di pasar rempah dan toko teh wajar, tetapi gunakan sikap ramah—senyum sering membantu menurunkan harga.
Satu catatan praktis: selalu bawa uang tunai secukupnya untuk pasar kecil dan tukang lokal, karena tidak semua tempat menerima kartu. Selain itu, jagalah lingkungan—kebun teh dan hutan di Munnar sensitif, jadi jangan tinggalkan sampah apalagi merusak tanaman.
Intinya, Munnar itu nyaman untuk pelancong Indonesia yang suka alam, kopi/teh enak, dan suasana tenang. Rencanakan perjalanan, bawa jaket, sepatu yang nyaman, dan rasa ingin tahu. Dijamin, pulang dari Munnar bawa lebih dari cenderamata—ada ketenangan yang menempel lama.